Kehilangan Posisi Terbaik Karena Pikiran
Kalangan Sendiri

Kehilangan Posisi Terbaik Karena Pikiran

Lori Official Writer
      2789

Roma 8:5-6

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 56; Markus 6; Yesaya 65-66

Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini bekerja pada seorang raja yang berkuasa. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini.

Sang pematung ini sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.

Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan diletakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung-patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya.

Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang diperintahkannya. “Bagus. Bagus sekali,” ujar sang Raja. “Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini.”

Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. “Patung gambarku nanti akan lebih sering terkena hujan dan panas. Pasti, akan cepat rusak,” ucapnya dalam hati.

 

Baca Juga:

Tuhan Sang Fotografer Kehidupan

Penghiburan Dari Tuhan Bagi Orang yang Membutuhkan

 

Waktu yang diminta pun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas. Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya. “Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkanmu bersama patung prajurit yang lain di depan sana,” kata sang raja.

Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya pun diletakkan di depan, terkena panas dan hujan, terjadi seperti apa yang ada dipikirannya.

Yang bisa dipetik dari renungan ini adalah bahwa kita harus menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Tuhan. Jadi saat Tuhan memberi kita kesempatan untuk mengukir kehidupan kita, ukir dan persiapkanlah dirimu untuk mendapatkan tempat terbaik yang Tuhan sudah sediakan.

 

 

Ditulis oleh LR dari berbagai sumber.


 

Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

Ikuti Kami